Home / Berita Umum / Prosesi Penjamasan Pusaka Peninggalan Sunan Kudus Berlangsung Khidmat

Prosesi Penjamasan Pusaka Peninggalan Sunan Kudus Berlangsung Khidmat

Prosesi Penjamasan Pusaka Peninggalan Sunan Kudus Berlangsung Khidmat – Satu upacara kebiasaan yg berumur beberapa ratus tahun kembali digelar di kompleks Masjid Menara serta Makam Sunan Kudus, Senin (27/8/2018). Kebiasaan ini yaitu penjamasan atau bersihkan keris serta tombak trisula peninggalan Sunan Kudus.

Berada di bangunan judul atau serupa gazebo, yg terdapat di dekat pintu utama makam Sunan Kudus itu berjalan khidmat. Sejak mulai pagi sampai sore hari beberapa ribu masyarakat pingin melihat penjamasan pusaka itu.

Penjamasan teratur diselenggarakan ialah dilaksanakan tiap-tiap hari Senin atau Kamis pertama sehabis hari Tasyrik (tgl 11, 12, serta 13 bulan Zulhijah).

Banyak peziarah yg biasa nampak sepanjang 24 jam, waktu pagi ini hari, mereka tidak dapat melintas pintu utama masuk makam. Banyak peziarah mesti lewat pintu belakang, atau jalan keluar makam, menjadi jalan masuk ke makam.

Sesaat mereka yg datang di aktivitas jamas, hilir mudik ke tempat judul. Mereka dengan memakai pakaian busana putih serta sarung batik, selanjutnya iket kepala, khusuk turut prosesi. Mereka yaitu banyak kiai, sesepuh, dan pengurus Yayasan Masjid Menara serta Makam Sunan Kudus (YM3SK).

Aktivitas penjamasan keris Kiai Cinthaka di awali dengan ambil keris itu. Keris disimpan di kotak bahannya kayu yg disimpan di atap bangunan judul. Kiai Fakihudin, orang yg tetap diyakini buat menjamas keris itu mengawali prosesinya.

Satu cairan yg dimaksud banyu londho, diyakini dapat memertahankan warna hitam serta kilapnya keris, udah di siapkan. Keris di celupkan pada cairan. Mengenai banyu londho yaitu air buah kelapa yg di rendam sekam ketan hitam. Selanjutnya dicelup besi panas sampai 3x.

Ketua YM3SK Nadjib Hasan memaparkan prosesi penjamasan lalu. Keris selanjutnya dicuci gunakan air jeruk. ” Keris itu dikeringkan diatas sekam ketan hitam, ” kata Nadjib terhadap wartawan di tempat.

Kiai Fakihudin juga menjamas dua ujung tombak trisula yg biasa terpasang dibagian Masjid Al Aqsha Menara Kudus. Yang pasti dibagian mihrab. Sehabis prosesi jamasan usai, lalu diselenggarakan aktivitas tahlilan.

” Keris Kiai Cinthaka yaitu pusaka pribadi Sunan Kudus. Orang Jawa dahulu, kebanyakan tiap-tiap orang miliki pusaka pribadi. Kanggo ngadepi urip (buat hadapi hidup), ” imbuhnya.

Maksud jamas ini buat mengontrol benda pusaka Sunan Kudus. Mengingat ada nilai yg terdapat dalam keris bentuk type irislah, atau biasa dimaksud Dapur Panimbal. Maknanya kebijkasanaan serta kekuasaan.

Aktivitas santap menu opor jadi acara penutup. Menu itu diyakini menjadi makanan pujaan Sunan Kudus.

About admin