Home / Berita Umum / Banyak Laut Yang Tercemar Limbah Plastik

Banyak Laut Yang Tercemar Limbah Plastik

Banyak Laut Yang Tercemar Limbah Plastik – Kita menggunakan plastik. Itu ringkasan dari Christina Thiele serta Malcolm David Hudson, periset dari University of Southampton, yg mereka catat dalam “Anda Menggunakan Plastik Mikro dalam Metode yg Gak Tarbayangkan”. Umat manusia gak cuma menggunakan plastik melalui ikan serta kerang, tetapi banyak makanan yang lain.

Awal mulanya, pada Maret 2018 lantas, beberapa media internasional seperti BBC (pdf) menyiarkan kajian yg dilaksanakan oleh State University of New York bersama dengan Orb Media. Beberapa periset menguji 259 botol air minum dari 11 merk di 8 negara, termasuk juga Indonesia. Nyatanya, 93 % air mineral botol sebagai sampel, terkena mikroplastik.

Memang, belumlah ada analisis perihal bahaya mikroplastik disaat ia dikonsumsi manusia. Akan tetapi, Sherri Mason, profesor kimia dari State University of New York mengemukakan jika mikroplastik bisa berimbas pada kehidupan ekosistem daerah itu.

” Kajian ini bukan akan menuding merk spesifik, tetapi perlihatkan jika plastik ini ada pada mana-mana, jadi bahan yg masuk ke penduduk kita, serta mencakup air—semua produk yg kita mengkonsumsi keseharian, ” papar Mason seperti dilansir BBC.

Gak cuma itu, seseorang pakar zoologi bernama Lucy Quinn, seperti ditulis BBC, perlihatkan ihwal jika studinya pada burung fulmar yg mati di pantai. Quinn temukan jika burung fulmar yg mereka dapatkan memiliki kandungan 39 partikel plastik, dengan berat 0, 32 gr.

“Saya tercengang disaat saya memandang balon di kerongkongannya, yg bisa saja udah membuat kematiannya, bersama dengan bungkus plastik, sikat gigi serta bungkusnya. Saya terasa benar-benar prihatin serta mesti mengerjakan suatu, ” kata Quinn.

Plastik-plastik itu mungkin sangat menyebabkan kerusakan kesehatan burung itu, serta pengaruhi kebolehan untuk berkembang biak, bahkan juga membunuhnya.

Keadaan Cemaran Plastik di Laut
Berdasar pada studi “Plastic Pollution in the World’s Oceans : More than 5 Trillion Plastic Pieces Weighing over 250. 000 Tons Afloat at Sea” yg dilaksanakan Marcus Eriksen, dkk, diperhitungkan ada lebih dari 5, 25 triliun partikel plastik mengambang di lautan, dengan berat menggapai 268. 940 ton.

Kajian itu mereka melakukan di tahun 2007 sampai 2013 dengan 24 perjalanan di banyak perairan seperti pesisir Australia, Teluk Benggala, serta Laut Mediterania. Mikroplastik yg mereka dapatkan digolongkan jadi empat : 0, 33–1, 00 mm (mikroplastik kecil), 1, 01–4, 75 mm (mikroplastik besar), 4, 76–200 mm (mesoplastik), dan20 0 mm

(makroplastik). Bila ditotal, dua style mikroplastik menggapai 92, 4 % dari banyaknya partikel plastik keseluruhannya.

“Wilayah laut sisi utara memiliki kandungan 55, 6% partikel plastik serta 56, 8% massa plastik bila dibanding dengan belahan laut selatan, dengan lokasi lautan Pasifik Utara memiliki kandungan 37, 9% partikel plastik serta 35, 8% massa plastik, ” catat Eriksen, dkk dalam kajian mereka.

Dalam kajian itu, mereka juga temukan sisi selatan Samudera Hindia miliki partikel yg semakin besar serta lebih berat dari banyaknya kombinasi banyaknya sampah plastik pada Atlantik Selatan serta Pasifik Selatan.

Jenna R. Jambeck, dkk (pdf), dkk sempat mengerjakan survey perihal keadaan perairan 192 negara pesisir, termasuk juga Indonesia. Beberapa periset mengasumsikan ada sampah plastik sebesar 4, 8 sampai 12, 7 juta MT masuk ke laut atau 1, 7 sampai 4, 6 % dari keseluruhan sampah plastik.

“Perkiraan kami perihal kotoran plastik yg masuk perairan samudera ialah satu sampai 3 kali lipat semakin besar dari plastik yg mengambang di laut, ” catat Jambeck, dkk.

Kajian itu perlihatkan jika Indonesia duduki rangking ke dua didunia dalam soal cemaran plastik di lautan, yaitu sebesar 0, 48 sampai 1, 29 juta metrik ton per tahun, dibawah Cina yg miliki cemaran plastik sebesar 1, 32 hingga sampai 3, 53 juta metrik per ton.

Keadaan Perairan Indonesia
Waktu ini Pusat Kajian Oseanografi Instansi Pengetahuan Pengetahuan Indonesia (P2O LIPI) tengah mengerjakan kajian pada cemaran plastik serta mikroplastik di Indonesia. Salah seseorang periset, Reza Cordova, mengemukakan berdasar pada hasil kajian sesaat yg ia melakukan sepanjang 6 bulan ini, 30-40 % sampah yg ada di perairan Indonesia adalah sampah plastik. Peneltian itu mereka melakukan dengan pembagian 6 area di Indonesia, yaitu Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Bali serta Lombok, dan Papua.

“Ini bersangkutan erat dengan alur penduduk buang sampah. Jadi dalam hal seperti ini, disaat musim hujan, relatif masyarakatnya buang sampah ke sungai, dibanding pada musim kemarau. Jadi penduduk tetap memandang sungai jadi tempat sampah. Meski sebenarnya sungai itu ujung-ujungnya ke laut, ” ujar Reza.

Dalam kajian yg dilaksanakan Reza sejak mulai 2015 sampai 2016 itu, seluruhnya ruang laut serta pesisir Indonesia, semua tercemar oleh mikroplastik, tetapi jumlah gak tambah banyak apabila dibanding dengan Cina serta California. Walaupun demikian, Reza mengungkap jika sejumlah besar ikan kecil di lautan Indonesia udah terkontaminasi oleh mikroplastik.

“Kalau di ikan jadi dikit permasalahan, lebih kurang 75 % ikan kecil seperti ikan teri, ikan kepala timah, itu konsumsi mikroplastik. Untuk ikan ukuran besar, kami belum juga usai penelitian, lantaran mesti satu per satu, ” papar Reza.

Kajian perihal cemaran mikroplastik pada ikan sempat juga dilaksanakan oleh Sofi H Amirulloh, dkk. Dalam studi itu, mereka menelaah 179 sampel dari 90 spesies, 70 genera, serta 44 famili, yg diambil dari beberapa pasar ikan di Terate, Karangantu, serta Domas, serta diketemukan hasil jika lebih dari 80 % ikan laut mengkonsumsi di Teluk Banten memiliki kandungan partikel mikroplastik.

“Pada level spesies, 73 spesies dari 90 spesies observal terdeteksi konsumsi mikroplastik (81%), top 3 spesies itu ialah Scatophagus argus, Kathala axillaris, danEpinephelus coioides. Pada level genera, 58 dari 70 genera (82%) terdeteksi mengakumulasi mikroplastik. Sedang pada level suku (family), 38 dari 44 family (86%) udah konsumsi mikroplastik, ” catat Amirulloh, dkk.

Periset Laboratorium Data Laut serta Pesisir Pusat Kajian Kelautan, Tubuh Kajian serta Sumber Daya Manusia, Kementerian Kelautan serta Perikanan, Widodo S. Pranowo mengemukakan jika mikroplastik pantas dicermati. Widodo mengemukakan penduduk gak cuma pantas waspada mikroplastik, tetapi juga nanoplastik.

“Yang malahan saat ini rekan-rekan cermati itu yg nanoplastik. Itu juga perlu kita cermati, lantaran dengan nalar, yg mikro kemungkinan nano, bila nano itu peluang dapat masuk ikan tinggi, jadi bila nano peluang dapat masuk ke daging. Beberapa periset konsentrasi ke situ, ” papar Widodo.

Berdasar pada data yg dipegang Widodo, cemaran mikroplastik paling banyak ada di perairan yg miliki kepadatan masyarakat daratan paling tinggi, seperti di Laut Jawa. Tidak hanya itu, elemen yg memengaruhi banyaknya cemaran mikroplastik yg lainnya ialah jalan pelayaran.

Di Indonesia, ada 3 jalan pelayaran internasional yg dimaksud Arus Lintas Kepulauan Indonesia (ALKI). Dari ke-tiga lokasi itu, Jalan ALKI 1 (Selat Malaka, Natuna, serta Selat Karimata) serta ALKI 2 (Laut Sulawesi, Selat Makassar, Persimpangan Laut Jawa-Laut Bali, Selat Lombok, serta Samudera Hindia) miliki cemaran mikropastik tambah tinggi bila dibanding dengan ALKI 3 (Halmahera, Laut Banda, serta Nusa Tenggara). Dapat diterima akal, dikarenakan pada jalan ALKI 1 serta ALKI 2 ada jalan raya laut yg ramai.

About admin