Ada Tempat Wisata Minta Jodoh – Di Ciamis, ada satu web site bersejarah yang miliki mitos unik serta susah diakui. Ada 3 batu yang dapat berikan jodoh, poligami dan keturunan. Ini kisahnya.
Satu daerah yang mempunyai peninggalan jaman dahulu umumnya sarat dengan mitos. Seperti di Situs Astana Gede, Kawali, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, persisnya di komplek Pamuruyan.
Di tempat ini ada tiga cungkup prasasti yang sering dikunjungi oleh beberapa peziarah. Mitos itu berkembang begitu kental di orang-orang Kawali. Yakni kehadiran Batu Panyandaan, Batu Panyandungan serta Batu Pangeuntengan.
Mitos yang diakui oleh orang-orang bermacam. Mulai yakin dapat mengabulkan hasrat buat memperoleh keturunan, menginginkan berpoligami, sampai yang dimimpikan berparas cantik serta bisa jodoh.
Budayawan asal Kawali yang sesepuh Ketua Paguyuban Seniman serta Budayawan Penghadapan Jagat Palaka, Daday Hendarman Praja atau Bah Daday, bercerita komplek pamurayan adalah tempat ritual atau buat semedi beberapa masa Kerajaan Sunda Galuh.
Maksudnya adalah untuk mencari wangsit. Terlebih tempat ini dijuluki Sang Hiang Lingga Hiyang yang berarti tempat berkumpulnya atau bersemayamnya beberapa leluhur. Bah Daday juga menerangkan satu per satu mitos yang hingga sekarang ini masih tetap selalu mengedar di orang-orang.
Pertama yakni Batu Panyandaan. Batu itu identik dengan golongan ibu, sebab Batu itu berdasar pada histori dikuburnya abu jasad prameswari atau Lara Ringsing istri dari Raja Sunda Galuh Prabu Linggabuana.
” Mitos yang tumbuh bila ibu yang sulit melahirkan atau belum juga memperoleh keturunan, seandainya lakukan ritual atau nyender di prasasti itu atau nyarande. Sembari berdoa menurut kepercayaan semasing, jadi dipercaya akan mendapatkan keterunan serta dimudahkan, ” pungkasnya selagi didapati di Padepokannya di Kecamatan Kawali, Selasa (13/3/2018) .
Biasanya peziarah ke tempat itu hingga saat ini masih tetap ada dari beberapa daerah pinggir perkampung Kawali. Kepercayaan dari mitos itu karna banyak yang menyambangi Batu Panyandaan buat memperoleh keturunan.
Mitos yang lain masalah kehadiran Batu Panyandungan. Konon beberapa peziarah, terutama lelaki, datang dengan kemauan buat berpoligami.
Di tempat ini dipercaya tempat dikuburkannya abu jasad Raja Sunda Galuh Prabu Linggabuana. Panyandungan sendiri berarti memadu atau bermadu beristri dua.
” Kalau seseorang lelaki tengah miliki isteri memiliki menaikkan kembali isteri dapat melakukan ritual ditempat ini sebelumnya menyelenggarakan pernikahan ke-2 apabila menginginkan awet, ” ucap Bah Daday.
Ritualnya itu tangan kiri ditempatkan di puncak batu, lantas tarik napas sedalam dalamnya, mata dipejamkan berputar-putar sembari bersiul minimum tujuh kali searah jarum jam tanpa ada bernapas. Tetapi selama ini, menurut Bah Daday, belumlah ada seseorang juga yang mampu melakukannya. Biasanya yang telah ikuti ritual ini rata-rata tidak kuat, paling banyak cuma lakukan putaran hingga empat kali.
” Sewaktu di tanya orang itu di tanya oleh pemandu, biasanya mejawabnya pusing. Pusing itu memiliki kandungan filosofi seandainya melakukan poligami. Bila yg tidak mampu juga akan pusing atau menyiksa sendiri, ” ujarnya.
Menurut Bah Daday, meskipun orang yang dapat menahan napas cukup lama akan tidak kuat buat melakukannya, seandainya tak ada izin dari leluhur. Karna umumnya yang punya niat poligami itu berdasar pada udara nafsu. Tetapi seandainya mempunyai hati bersih serta ada maksud dari mulai kemauan poligami itu dapat saja sukses dalam ritual itu.
Mitos yang ke-3 di Batu Pangeunteungan. Arti ngeunteung atau bersolek ini umumnya gadis. Ditempat tersebut ada abu jasad Gambaran Resmi atau Diah Pitaloka. Dia yaitu seseorang gadis putri mahkota yang begitu cantik dari Kerajaan Sunda Galuh, anaknya Prabu Linggabuana.
Istimewanya, batu itu dapat menyerap air dari bawah tanah, makanya batu itu sering keluarkan air di sisi atasnya.
Orang-orang yakin, seandainya membersihkan muka memakai air di batu itu sejumlah 3x, jadi gadis itu juga akan bersinar serta makanya jadi daya tarik lawan type dan gampang memperoleh jodoh.
” Paling banyak dikunjungi itu Batu Panyandungan. Terkecuali penasaran menginginkan melakukan ritual buat berpoligami. Juga yang melakukan ziarah ke batu panyandungan itu buat calon-calon pemimpin, karna Prabu Linggabuana diakui jadi pemimpin yang berhasil dapat memakmurkan orang-orangnya, ” terang Bah Daday.
Astana Gede Kawali sendiri adalah sisa peninggalan Kerajaan Sunda Galuh. Di mana dilokasi ini ada prasasti-prasati serta makam Prabu Linggabuana serta keluarganya. Dibalik mitosnya, kehadiran tempat ini pasti terutama buat melindungi histori kebudayaan Sunda di masa kemarin.